Friday, 5 December 2008

UNTITLED EXHIBITION - PHOTOS

Image

Hey here's the photo coverage from Untitled exhibition that was held from 7 – 31 November 2008 at Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, Indonesia. The exhibition spotlights the impressive work of the' part-time artists' that are also Bandung's movers and shakers which have significant impact and considerable role in shaping the development of the city's popular culture and urban sub-culture since the late '90s. See photos and more details about the exhibition after the jump.

Anugerah Pratama:
Image
Image


Unkl D:
Image

Image

Image


Duto Hardono:
Image

Image

Dewi Aditia:
Image

Image

Image

Yuki Agriardi:
Image

Image

Image

Baihaqi Hasan:
Image

Image

Arian 13:
Image

Image

Satria NB:
Image

Image

Image

David S. Tarigan:
Image

Sir Dandy:
Image


Image

Image

Image


Photos by B and Idharrez


-----------------------------------------------


"untitled"

Pameran Seni Rupa Tanpa Judul
Kurator: Agung Hujatnikajennong

7 – 31 November 2008
Selasar Sunaryo Art Space
Jl. Bukit Pakar Timur No. 100 Bandung

Dalam dunia modern, prinsip otonomi seni sebagai suatu ideologi—ditambah lagi dengan tuntutan hidup masyarakat kapitalis—telah menciptakan kesenjangan dan marjinalisasi di antara para praktisi seni. Sebagai sebuah kategori sosial, istilah 'seniman' atau 'perupa' identik dengan keprofesian orang-orang yang memiliki dan menerapkan kecakapan dan pengetahuan khusus, yakni seni rupa saja. Para seniman yang juga melakukan dan menekuni pekerjaan "non-seni rupa" seringkali dianggap "bukan seniman", ataupun "seniman yang tidak serius", dan oleh karena itu menempati posisi yang inferior di mata kritikus, kurator maupun institusi seni.

Hari-hari ini istilah "seniman" (artist) atau "perupa" (visual artist) di Indonesia menjadi semakin bergengsi karena perkembangan aspek-aspek ekonomi seni di era kapitalisme mutakhir yang turut membentuk persepsi umum tentang seniman sebagai kategori keprofesian yang khusus dan mapan. Sebagai salah satu dampak dari hal itu pula, pencapaian artistik seseorang kemudian cenderung diukur dari reputasi dan profesinya sebagai 'seniman full-time'. Padahal, dalam kenyataan, tak sedikit seniman-seniman di Indonesia yang bekerja di bidang 'non-seni rupa' tapi juga mempraktikkan seni rupa sebagai suatu pekerjaan serius.

Pameran ini menampilkan karya-karya para seniman "paruh-waktu"—desainer fesyen dan interior, musisi, kritikus musik, editor majalah—yang kali ini berupaya menjelajahi berbagai kemungkinan ekspresi personal untuk keluar dari rutinitas dunia industri. Secara lebih khusus, bukan kebetulan bahwa pameran ini juga memilih seniman-seniman yang memang punya peran besar dalam perkembangan budaya populer maupun sub-kultur urban di Bandung pada akhir 90-an. Karya-karya yang tampil memperlihatkan pendekatan terhadap praktik seni yang cenderung tidak berjarak dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus merepresentasikan gambaran kehidupan 'seniman-seniman urban' yang mempraktikkan seni secara santai dan bebas, tanpa beban. Judul 'untitled' yang dipilih kali ini menunjukkan upaya untuk melepaskan diri dari berbagai klaim tentang kategori seni dan posisi mereka dalam kancah seni rupa di
Indonesia.

"untitled" menampilkan karya-karya: Anugerah Pratama, Arian13, Baihaqi Hasan, David St. Tarigan, Duto Hardono, Satria NB, Sir Dandy, Syagini Ratnawulan, Unkl D, dan R. Yuki Agriardi*

0 comments: